Jum’at, 6 Juli 2012.. mungkin hari/tanggal itu tidak Begitu
spesial bagi anda… tapi… Bagi ku hari itu akan menjadi kenangan yang tak kan ku
lupakan. Karena apa..?
Yaa… hari itu ialah awal Perjalanan Panjang ku. Hari itu
ialah hari dimana Aku dan Temen-teman aku Mendaki Bareng Gunung Sindoro yang
berketinggian 3153mdpl
Cuaca cerah menaungi Kota Kebumen, Aku dan Eri (teman Aku)
memang sudah Janjian untuk bergabung dengan Pendaki lainnya di Desa Bansari,
Kec. Bansari, Kab. Temanggung, Kami berangkat dari Kota Kebumen sekitar jam
13.30 Wib setelah Sholat Jum’at. Dari Kebumen memang hanya kami berdua, kami
menggunakan Sepeda Motor untuk menuju ke Desa Bansari, Kec. Bansari, Kab.
Temanggung. Jalur yang kami lalui ialah
kabupaten Wonosobo, Jalanan yang kurang bersahabat bagi kami, tanjakan,
turunan, belokan, sempit, berlubang, dan Pokoknya Aduhai banget lah jalan yang
kami lalui, dua jam perjalanan kami memasuki Kab. Wonosobo, karena kami berdua
belum pernah melewati rute ini, kami sempat Nyasar.. kendaraan yang kami pacu
bukan ke Arah Temanggung (Desa Bansari) malah ke arah Dieng, lumayan jauh kami
Nyasarnya (Malu Bertanya siih), sadar akan itu, kami putar balik kendaraan yang
kami pacu, akhirnya temukan jalan raya ke arah Temanggung, dinginnya Kota
Wonosobo dan jalanan yang Aduhai banget tak menyiutkan semangat kami tuk terus
memacu sepeda Motor, Memasuki Kab. Temanggung
Dua Gunung SINDORO dan SUMBING seakan menyambut kami berdua, kami pikir
Desa Bansari Sudah Dekat, hanya berbekal Insting, kami berdua Nyasar lagi, tapi
tak terlalu jauh..
Setelah bertanya pada warga setempat, akhirnya kami di arahkan ke Desa Bansari tepatnya Basecamp nya KOMPAS “KOMUNITAS PEDULI ALAM SINDORO”, kira-kira sampai Basecamp jam 17.30 wib, para Tuan Rumah dan para Pendaki yang sudah sampai duluan pun menyambut kedatangan kami, berjabat tangan dengan orang yang sama sekali belum pernah kami kenal seakan menambah kehangatan di tengah dinginnya suhu desa Lereng Gunung itu, setelah mengerjakan Sholat di mushola setempat, kami bercanda, bertukar pengalaman, dan saling kenal-mengenal sesama Pendaki lainnya di basecamp, sembari menunggu Tengah malem tuk mulai Pendakian bersama.
Hari mulai malam, satu persatu para pendaki berdatangan di Basecamp, setelah Breafing, saling kenal, Pendakian Bersama pun segera di lakukan. Pendakian massal ini selain menyemarakan acara Ulang Tahun KOMPAS yang ke 11 dan Bersih Gunung, juga sebagai Peresmian PEMBUKAAN JALUR BARU pendakian Gunung SINDORO yakni Jalur “BANSARI”,. Suatu Kebanggaan bagi Kami bisa berpartisipasi peresmian Jalur Baru Pendakian Gunung Sindoro ini.
Setelah bertanya pada warga setempat, akhirnya kami di arahkan ke Desa Bansari tepatnya Basecamp nya KOMPAS “KOMUNITAS PEDULI ALAM SINDORO”, kira-kira sampai Basecamp jam 17.30 wib, para Tuan Rumah dan para Pendaki yang sudah sampai duluan pun menyambut kedatangan kami, berjabat tangan dengan orang yang sama sekali belum pernah kami kenal seakan menambah kehangatan di tengah dinginnya suhu desa Lereng Gunung itu, setelah mengerjakan Sholat di mushola setempat, kami bercanda, bertukar pengalaman, dan saling kenal-mengenal sesama Pendaki lainnya di basecamp, sembari menunggu Tengah malem tuk mulai Pendakian bersama.
Hari mulai malam, satu persatu para pendaki berdatangan di Basecamp, setelah Breafing, saling kenal, Pendakian Bersama pun segera di lakukan. Pendakian massal ini selain menyemarakan acara Ulang Tahun KOMPAS yang ke 11 dan Bersih Gunung, juga sebagai Peresmian PEMBUKAAN JALUR BARU pendakian Gunung SINDORO yakni Jalur “BANSARI”,. Suatu Kebanggaan bagi Kami bisa berpartisipasi peresmian Jalur Baru Pendakian Gunung Sindoro ini.
Dari Ratusan (kira-kira 179) Pendaki yang akan Mendaki,
Lebih dari Setengahnya Berangkat malam itu jam 24.00 wib. Dan sebagian lagi
pada pagi harinya. Tepat jam 00.00 (7 Juli) Para Pendaki dilepas bersama oleh
Ketua KOMPAS BANSARI yakni Pak GONDES, kami bertemu teman-teman baru di
pendakian ini, teman-teman dari berbagai
daerah, ada yang dari Jogja, Jepara, Boyolali,
Bumiayu, Jakarta, Bandung, Bojonegoro, Magelang, Salatiga, Temanggung, Kudus,
Wonosobo, Cilacap, Semarang bahkan dari Pontianak. disana, kami Bertemu dengan para pendaki senior-senior kami, seperti Mba' Alleya, Mas Sinto Gendeng (lupa nama aslinya), Pak Gondes, dan senior-senior lainnya yang telah lama malang melintang dari Puncak Sana-sini., Kebetulan Tim kami terdiri dari 7
anggota Lucu, Kocak dan Gokil-gokil semua, yang beranggotakan "Rohman" (Kebumen), "Eri" (Kebumen), "Mbechu" (Jepara), "Hudha" (Jepara), "Moe" (Jakarta), "Teo" (Pekalongan lagi Kuliah di Jogja), dan "Rahmat" (Bojonegoro), spontan kami menamai Tim ini “SEVEN
KOPLAK ADVENTURE” hehe…, perjalanan kami selalu diisi dengan Canda Tawa tuk
menghangatkan tubuh dari Dinginnya cuaca pagi itu..
Pendakian di Mulai, menuju Pos 1 (SIDEMPUL), jalur yang kita
lalui ialah jalanan Stapak yang menggunakan Batu di tata rapi, kami sebut
jalanan Gula Kacang.. hee.. namanya juga Koplak, menamainya juga asal-asalan…,
di kanan-kiri spanjang jalur ini ialah Perkebunan Tembakau milik warga. Panjang
jalur ini kira-kira 2-3 Kilometer, jalur
yang Paling panjang anatar Pos, kami sempat beberapa kali Istirahat sebelum
sampai Pos 1 atau Pos Sidempul, setelah Sampai Pos 1 kami juga Istirahat lagi, disana kami sudah di tunggu dari
beberapa Anggota KOMPAS dan Ketua nya Sendiri yakni Pak Gondes, di Pos ini kami
sempat Makan dan mengisi Air tuk Perbekalan selama Pendakian,
Setelah dirasa cukup.. kami melanjutkan Perjalanan menuju
Pos 2 (TURUNAN), meskipun dinamai Pos Turunan, tapi Rute nya Nanjak terus, tak
jauh dari Pos 1 menuju Pos 2 kami mulai memasuki Hutan, cuaca mulai trasa
Dingin, Jalur yang terus menanjak memaksa kami
untuk slalu beristirahat, kelelahan mulai menghantui kami.. pelan tapi pasti
akhirnya kami Sampai Pos 2, di Pos 2 kami Cuma Istirahat sebentar karena selain
gelap tempatnya juga sempit karena sudah terisi duluan oleh para pendaki lain
yang juga istirahat.,
Menuju Pos 3 (TUNGGANGAN), Selepas Pos 2, Tim kami masih
lengkap 7 anggota, tapi di Perjalanan menuju Pos 3 anggota kami mulai ada yang
terpisah, selain Dingin dan medan Terjal, kata nya salah satu dari Kami
mengalami Keram Perutnya, dan satu temannya menemaninya di belakang, jadi
Perjalanan menuju Pos 3 kami hanya Ber lima, meskipun hanya berlima tapi tak
mengurangi Keceriaan, ke Gokilan, dan Ke Koplakan kami di tengah Dingin dan
Cape nya pagi itu, Medan yang lebih Extreme di depan mata harus kita lalui,
tanjakan mulai terasa banget, lebat nya hutan yang masih prawan menambah Gelapnya
Pagi itu, beberapa kali kami berhenti sejenak tuk melepas lelah atau hanya
sekedar meluruskan lutut, setelah bersusah payah akhirnya kami sampai Pos 3
(TUNGGANGAN),
DI Pos ini ada sebuah Gubuk untuk Istirahat, kami istirahat sebentar hanya sekedar menghangatkan Tangan dengan api unggun di Pos 3, Di Pos 3 ini, sebenarnya kita bisa mengisi Air tuk perbekalan, tapi selain Gelap dan (tadinya) belum tahu mata airnya, Sumber Mata air nya juga susah tuk di tuju, jaraknya 200 meter ke arah Tebing. Terpaksa kami tidak jadi mengambil Air dan kami melanjutkan Perjalanan menuju Pos 4 (BUKIT SOMA),
DI Pos ini ada sebuah Gubuk untuk Istirahat, kami istirahat sebentar hanya sekedar menghangatkan Tangan dengan api unggun di Pos 3, Di Pos 3 ini, sebenarnya kita bisa mengisi Air tuk perbekalan, tapi selain Gelap dan (tadinya) belum tahu mata airnya, Sumber Mata air nya juga susah tuk di tuju, jaraknya 200 meter ke arah Tebing. Terpaksa kami tidak jadi mengambil Air dan kami melanjutkan Perjalanan menuju Pos 4 (BUKIT SOMA),
Denga sisa-sisa tenaga yang ada, kami melanjutkan Perjalanan
menuj Pos 4 atau Bukit Soma, Rute ini tak seterjal menuju Pos 3, tapi jalurnya
berliku-liku dan masih di dalam lebatnya Hutan. kami beberapa kali istirahat
karena untuk berhemat tenaga, Pagi
menjelang, sang Fajar memburu kami supaya kami cepat-cepat sampai Puncak,
tapi.. apadaya, kami saja baru akan sampai Pos 4, saat mentari Terbit akhirnya kami
sampai Pos 4(BUKIT SOMA) masih dengan 5 personil.
Di Pos 4 (BUKIT SOMA), kami tak mampir, atau tak Istirahat
di Pos, karena selain tempatnya sempit, juga sudah ada Pendaki yang Nge Camp di
Pos itu, kami terus melanjutkan
perjalanan menuju Pos 5 (MLELAN) , kali ini kami berjalan pelan-pelan sembari
menikmati Pagi di tengah hutan, di beberapa View kami juga di suguhi
pemandangan Megah nya Gunung Sumbing di arah selatan, Rute ini benar-benar kami
nikmati,Kicauan burung seakan menambah semangat kami tuk terus mendaki. Akhirnya
kami Keluar dari hutan, kali ini
hamparan ilalang menyambut kami, pemandangan ke arah bawah terlihat jelas,
tatanan Desa-desa lereng gunung terlihat sangat kecil, Di perjalanan Menuju Pos
5, Tim menjadi 4 Personil, yang satu bukan tertinggal di belakang.. tapi malah
melesat jauh ke depan karena kami yang berjalan terlalu pelan.. hehe… it’s No
Problem.., 4 anggota masih tetap Kocak canda’annya, hingga Pos 5 kami sampai.
Pos 5 (MLELAN), Pos ini terletak di alam terbuka di hamparan
ilalang, View dari Pos ini benar-benar bagus, Gunung Sumbing Menjulang tinggi
seakan terasa dekat banget, kami mampir sejenak di Pos 5, bukan pada untuk
istirahat, tapi malah pada Narsis berpose ria dngan kamera masing-masing..
hehe.. sorang PENDAKI juga pengin NARSIS coooy…., entah kenapa rasa lelah
hilang dengan sendirinya
Perjalanan kami lanjutkan menuju Pos 6 (CENTONG), rute ini
alam terbuka dengan hamparan ilalang dan beberapa Kembang Abadi “EDELWEIS” menyambut
kami, meskipun hari belum terlalu siang, tapi Matahari terasa banget di rute
ini, panas mulai terasa, lelah pun kembali menghampiri kami, langkah demi
langkah kami tapak kan, di rute ini, biasa nya para Pendaki sering tertipu oleh
beberapa puncak, tak terkecuali kami semua, dalam fikiran kami, Puncak sudah
dekat karena sudah terlihat, TAPI.. Kami tertipu oleh “PUNCAK BAYANGAN 1”, dan
kedua kali nya kami tertipu lagi oleh Puncak bayangan yang Kedua , fisik mulai lemah, Panas nya matahari sangat
menyengat, akhirnya kami Istirahat di bawah Pohon yang tak terlalu tinggi, kami
berempat tertidur karena sangat lemas nya,
tapi tak berapa lama kami terbangun karena banyak para pendaki yang
melewati disamping kami, disini kami mendapat tambahan teman tuk meunju Puncak,
dia seorang wanita namanya Mba’ Rully dari Boyolali, dia mendaki bersama
adiknya yang masih tertinggal di belakang, akhirnya kami melanjutkan Perjalanan
bersama,
Rute semakin menanjak dan lagi untuk ketiga kalinya kami tertipu oleh Puncak Bayangan.. uuuh.. Cape’ deeh…, Siang menjelang Mataharipun menjulang tinggi, hari semakin panas, memaksa kami sering banget istirahat, adiknya Rully pun menyusul, akhirnya kami menjadi 6 Personil lagi, dan kami istirahat semua di bawah Pohon, hampir semua dari kami tertidur hanya beralaskan Ilalang yang berpagarkan hamparan “Edelweis”, tapi tetap saja merasa nyaman karena Kondisi tubuh yang kelelahan. Disini kami tertidur lebih dari satu jam, bahkan ada yang sampai dua jam, satu-persatu dari kami terbangun dan terus melanjutkan perjalanan menuju ke Pos 6 (Centong),yang sudah sangat dekat dengan Puncak.
Rute semakin menanjak dan lagi untuk ketiga kalinya kami tertipu oleh Puncak Bayangan.. uuuh.. Cape’ deeh…, Siang menjelang Mataharipun menjulang tinggi, hari semakin panas, memaksa kami sering banget istirahat, adiknya Rully pun menyusul, akhirnya kami menjadi 6 Personil lagi, dan kami istirahat semua di bawah Pohon, hampir semua dari kami tertidur hanya beralaskan Ilalang yang berpagarkan hamparan “Edelweis”, tapi tetap saja merasa nyaman karena Kondisi tubuh yang kelelahan. Disini kami tertidur lebih dari satu jam, bahkan ada yang sampai dua jam, satu-persatu dari kami terbangun dan terus melanjutkan perjalanan menuju ke Pos 6 (Centong),yang sudah sangat dekat dengan Puncak.
Pos 6 (CENTONG), tempat ini berada di kawah Mati yang di
tumbuhi banyak banget Bunga EDELWEIS, tapi. Kami tak mampir di Pos ini, karena
beberapa langkah dari Pos 6 ialah Puncak nya Gunung SINDORO, jadi kami terus
paksakan langkah kami menuju Puncak, dan Akhirnya.. setelah bersusah payah di
Perjalanan, kami semua sampai juga di Puncak tertinggi GUNUNG SINDORO
Dari Basecamp hingga Puncak, kami memakan waktu kurang lebih
13 Jam, dan hampir 80 Kali kami Istirahat, 3 jam tertidur, waaaooouw….., rasa lelah dan panjang nya perjalanan
terbayar langsung oleh Kepuasan dan keindahan dari Puncak SINDORO, pokoknya
Keindahan nya tak bisa di wakilkan dengan Kata-kata ataupun Sajak.., teman kami
yang satu duluan sampai di Puncak sudah memasang tenda dan memasakan kami nasi
tuk makan siang, setelah itu Sholat dan Istirahat Tidur lagi.
Satu hingga Dua jam kami tertidur, hari mulai Sore dan udara mulai terasa dingin, kami menikmati sore di samping Tenda dan menyalakan api Unggun , sembari Minum Kopi dan Wedang Jahe, kami bercanda ria, bercerita-cerita ataupun bertukar pengalaman tuk menghangatkan suasana, Sore itu begitu Indah, Sunset nya begitu menakjubkan, langit Sungguh Luar Biasa, Gumpalan awan tebal menambah ke elokan sore itu,dan kabut pun tak kalah keren nya.. Senja yang benar-benar Indah banget… Inikah yang dinamakan “Negri Diatas Awan”,,?
Matahari Terbenam di balik Awan tebal bagian Barat, Suara Adzan kampung lereng gunung terdengar dari Atas puncak, hari mulai malam, dingin semakin terasa, kami semua duduk melingkari Api Unggun, suasana terasa hening, karena Tenda kami jauh dari Tenda Rombongan, di Keheningan Malam, rasa nya Jiwa ini tenaaaang banget.., seakan tak mempunyai beban apa-apa di hidup ini, rasanya pengin di Puncak terus.., Di keheningan alam itu, juga akan membuat diri ini merasa kecil, semakin merasa bahwa betapa besarnya semesta alam ini, dan betapa besar karunia yang telah kita nikmati sebagai manusia. untuk menghangatkan badan, kami pun membuat Kopi / Wedang jahe lagi, malam itu memang dingin banget, suhu malam itu dibawah 5°C, dingin banget laah…, malam semakin larut akhirnya kami tidur terbagi menjadi 2 tenda. Tak sedikit dari kami tidur nya terganggu oleh dinginnya malam itu.
Satu hingga Dua jam kami tertidur, hari mulai Sore dan udara mulai terasa dingin, kami menikmati sore di samping Tenda dan menyalakan api Unggun , sembari Minum Kopi dan Wedang Jahe, kami bercanda ria, bercerita-cerita ataupun bertukar pengalaman tuk menghangatkan suasana, Sore itu begitu Indah, Sunset nya begitu menakjubkan, langit Sungguh Luar Biasa, Gumpalan awan tebal menambah ke elokan sore itu,dan kabut pun tak kalah keren nya.. Senja yang benar-benar Indah banget… Inikah yang dinamakan “Negri Diatas Awan”,,?
Matahari Terbenam di balik Awan tebal bagian Barat, Suara Adzan kampung lereng gunung terdengar dari Atas puncak, hari mulai malam, dingin semakin terasa, kami semua duduk melingkari Api Unggun, suasana terasa hening, karena Tenda kami jauh dari Tenda Rombongan, di Keheningan Malam, rasa nya Jiwa ini tenaaaang banget.., seakan tak mempunyai beban apa-apa di hidup ini, rasanya pengin di Puncak terus.., Di keheningan alam itu, juga akan membuat diri ini merasa kecil, semakin merasa bahwa betapa besarnya semesta alam ini, dan betapa besar karunia yang telah kita nikmati sebagai manusia. untuk menghangatkan badan, kami pun membuat Kopi / Wedang jahe lagi, malam itu memang dingin banget, suhu malam itu dibawah 5°C, dingin banget laah…, malam semakin larut akhirnya kami tidur terbagi menjadi 2 tenda. Tak sedikit dari kami tidur nya terganggu oleh dinginnya malam itu.
Pagi menjelang, sang Fajar mulai muncul, sangat sayang kalo kita
lewatkan moment ini, kita semua terbangun dan Beerrrrr…. Dingin bangeet…, Api
unggun kembali kami Nyalakan sembari menikmati sang Fajar di ufuk timur, Indah
nya Pagi itu, kabut tipis terlihat jelas bergerak ke arah puncak, menikmati
fajar sembari menunggu Sunrise, kami jalan-jalan mengelilingi Puncak, menuju ke
Kawah yang masih aktif, ke bukit, ke Padang Edelweis, asik nya pagi itu…,
Matahari mulai terbit, pokoknya Indah banget menikmati sunrise dari Atas
puncak.., sulit tuk mengungkapkan betapa indah nya pagi itu..
setelah Puas dengan Keindahan Sunrise, kita kembali ke Tenda dan sarapan pagi, setelah itu berkemas bersiap untuk turun gunung, selesai berkemas kami berencana ikut Breafing acara Bersih Gunung dengan rekan-rekan yang lain, tapi Maaf, kami tidak jadi ikut., sebelum turun, kami sempat ke Tugu Gunung Sindoro, sekedar melihat-lihat saja, kemudian sekitar jam 8 Pagi, kami mulai turun.
setelah Puas dengan Keindahan Sunrise, kita kembali ke Tenda dan sarapan pagi, setelah itu berkemas bersiap untuk turun gunung, selesai berkemas kami berencana ikut Breafing acara Bersih Gunung dengan rekan-rekan yang lain, tapi Maaf, kami tidak jadi ikut., sebelum turun, kami sempat ke Tugu Gunung Sindoro, sekedar melihat-lihat saja, kemudian sekitar jam 8 Pagi, kami mulai turun.
Perjalanan Turun juga tak kalah asiknya, kami menikmati hamparan
BUNGA EDELWEIS.., seakan enggan berpisah dengan Bunga Abadi ini. di perjalanan
turun, kami bertemu kembali dengan rekan kami yang 2 kemarin yang sempat
Perutnya kram, akhirnya kami turun bareng lagi, saat kami turun kami juga
sempat beberapa kali bertemu Pendaki yang belum sampai Puncak, padahal
berangkatnya Bareng sama kami.. kabut Pagi menemani perjalanan turun kami, seakan menambah pesona keindahan Gunung
Sindoro dan gunung Sumbing . langkah demi langkah perjalanan turun, tak jarang
kami bertemu rekan Pendaki yang sedang turun juga, saling sapa-menyapa sesame
pendaki. Di perjalanan turun ini, kami memang berjalan pelan-pelan sembari
menikmati perjalanan. Tak heran banyak
Pendaki yang tadinya jauh di belakang kami menjadi jauh meninggalkan di depan
kami.
9 Jam kami nikmati perjalanan turun kami dari Puncak hingga
Basecamp KOMPAS BANSARI, padahal… saat kami turun dari puncak kami berada di
rombongan depan, tapi sampai nya Paling Belakang, bahkan sampai di belakang
Panitia.. syukur lah tak terjadi apa-apa pada kami semua. Setelah tiba di
Basecamp, kami di suguhi makanan khas desa stempat (lupa nama makanannya), setelah itu kami semua Sholat di Mushola stempat. Beberapa
dari kami ada yang langsung pulang menuju kota masing-masing, Moe n Teo
langsung ke Jogja sore itu, sedangkan kami berlima memilih untuk istirahat dulu
di salah satu Rumah warga (Mas Tyo), warga lereng Gunung memang terkenal
ramah-ramah terhadap para pendaki, makanan-minuman, bahkan tempat tuk bermalam
mereka suguhkan pada kami.
Sekitar jam 7 Malam, Aku n Eri berniat melanjutkan perjalanan pulang menuju Kebumen (kota kami), sedangkan yang lainnya bermalam di Rumah Mas Tyo hingga pagi harinya. Sebelum pulang, tak lupa kami berpamitan kepada rekan-rekan di basecamp, pada rekan pendaki, rekan-rekan KOMPAS, dan pastinya pada Pak Gondes ketua “KOMPAS BANSARI”. Terimakasih kepada Semuanya atas Pelayanannya, jamuannya dan segalanya. Semoga Jalur baru “BANSARI” pendakian Gunung SINDORO semakin rame oleh para Pendaki yang bertanggung jawab, yang senantiasa menjaga kebersihan, kelestarian, dan ke asri an Gunung SINDORO.. Amiiin…
Sekitar jam 7 Malam, Aku n Eri berniat melanjutkan perjalanan pulang menuju Kebumen (kota kami), sedangkan yang lainnya bermalam di Rumah Mas Tyo hingga pagi harinya. Sebelum pulang, tak lupa kami berpamitan kepada rekan-rekan di basecamp, pada rekan pendaki, rekan-rekan KOMPAS, dan pastinya pada Pak Gondes ketua “KOMPAS BANSARI”. Terimakasih kepada Semuanya atas Pelayanannya, jamuannya dan segalanya. Semoga Jalur baru “BANSARI” pendakian Gunung SINDORO semakin rame oleh para Pendaki yang bertanggung jawab, yang senantiasa menjaga kebersihan, kelestarian, dan ke asri an Gunung SINDORO.. Amiiin…