Gunung Merbabu.,
yaaa… gunung berketinggian 3.142mdpl kali ini menjadi saksi perjalanan hidupku.
Pada tanggal 1 September 2012, ku mulai pendakian Gunung yang mempunyai 7
Puncak ini.
Sabtu siang,
tanggal 1 September 2012, aku dan teman-teman (Eri & Hendra) berangkat dari
Kebumen jam 14.00 dengan mengendarai sepeda motor masing-masing menuju
Kabupaten Magelang. Tepatnya basecamp “Mitra Indah” desa Wekas kecamatan Pakis,
Magelang. Bertiga kami melaju beriringan terus menuju Magelang.
Perjalanan
kami dari Kebumen awalnya lancar-lancar saja, tapi setelah memasuki Kabupaten
Purworejo Kemacetan panjang harus kami lalui karena telah terjadi kecelakaan
beruntun antara Bus, Kontainer, dan Sepeda motor yang menutup badan jalan. Tapi
setelah itu, perjalanan kami Lancar sampai Kota Magelang. Saat kami berhenti di
tepi jalan untuk mengisi Bensin, Rekan Eri dari Jogjakarta menyusul kami dan
kami bareng menjadi berlima. Hari sudah Sore, dan kami sejenak berhenti di
Masjid Polsek Tegalrejo untuk tunaikan Sholat ‘Asyar dan sekedar istirahat. Setelah
dirasa cukup, kami lanjutkan perjalanan menuju Desa Wekas.
Hari semakin
senja, dan adzan maghrib berkumandang di masjid-masjid yang kami jumpai, dan
kami baru saja memasuki Gapura untuk menuju Desa Wekas. Dari Gapura ini,
Basecamp Wekas masih berjarak sekitar 3 Km dengan jalan stapak yang menanjak.
Aku & Eri sampai duluan di basecamp dan Hendra, Edy & A’an sampai
belakangan karena sempet Nyasar. Setelah Sholat Maghrib & “isa dimasjid
depan Basecamp kami mendaftarkan diri untuk Pendakian Gunung Merbabu ini.
Jam 21:00,
kami berlima mulai pendakian dari Basecamp. Jalan stapak, Paving, berbatu harus
kami nikmati, rute ini menanjak terus. Jangan berharap ada jalur yang landai..!
di gelapnya malam, kami terus melangkahkan kaki ini. Setelah satu jam, kami
mulai memasuki Hutan. Jalur tanah berdebu dan selalu menanjak kami lalui dengan
berjalan pelan dan sesekali istirahat. Hampir 3 jam kami lalui dan beberapa
kali kami istirahat di tengah lebatnya hutan, akhirnya kami sampai Pos 2 (maaf,
Pos 1 nya nggak tau tempatnya),.
Pos 2 ini,
sebuah tempat lapang yang lumayan luas yang mampu menampung puluhan Tenda. Di Pos
2 ini, Air sangat melimpah.. (tau gitu, dari basecamp mending ga bawa air..
huuh..). di sini rupanya sudah banyak Pendaki yang sedang NgeCamp. Kami pun
akan ngeCamp di pos 2 ini, karena diantara kami tak ada yang membawa tenda,
terpaksa kami membuat Tenda darurat alakadarnya. Udara malam itu sangat dingin
bahkan Dingin bangeeet laaah…., kami membuat api unggun, tapi.. tubuh ini tetap
masih kedinginan, karena suhu malam itu berkisar dibawah 5 Derajat Celsius. Setelah
minum kopi, bercanda, dan tenda sudah dirasa beres, sekitar jam 1:30, satu-persatu
dari kami mulai tertidur. Karena Dinginnnya malam itu, beberapa dari kami
tidurnya terganggu. Tapi… adapula yang tidur pulas sampi mendengkur (ngorok)…
#nunjuk_Hendra.. hehee..
Pagi pun
menjelang, alarm hape berbunyi pertanda sudah jam 4:00 pagi, meskipun kurasa
itu masih terlalu pagi… Subhuh pun menjelang, satu persatu dari kami tunaikan
sholat shubuh, tapi kami tidak berani berwudhu dengan air walaupun air di pos 2
ini sangat berlimpah, karena Air di pagi itu bagaikan Es… Duiiiingiiiin
Bangeeeeet…..
Dingin… yaaa…
Pagi itu sangat-sangaat dan sangaaat Duiiingiiiin. Kuperkirakan suhu pagi itu
dibawah 0 “Nol” derajat Celsius, dingiin bangeeet kaan…?, Air minum yang ada di
botol/panci pun berubah jadi Es, Embun pagi yang jatuh menjadi butiran
Cristal.. (andai, Embun nya banyak.. pasti kayak Hujan Salju nih..). semua dari
kami merasakan betapa dinginnya pagi itu. Bahkan Aku & Hendra sempet mendekati
Hipotermia. Dingin yang Luaar Biasaa pagi itu, bahkan saat kami membuat api
unggun, api yang ku pegang tak terasa Panas dan lucunya lagi, Aku masak sedikit
Air yang biasanya 6-10 menit sudah mendidih, ini kami masak hampir 1 jam ko’ tak
kunjung mendidih yah..? bener-bener super dingin ni pagi. Masak Mie, Masak
Nasi, minum Kopi/Energen, menu sarapan pagi itu.
Tak terasa
hari mulai terang dan kami bersiap melanjutkan perjalanan ke Puncak. Setelah beres
berkemas nya, sekitar jam 07:00 pagi kami tinggalkan Pos 2 ini menuju ke arah Puncak.
Meski masih dingin, kami tetap paksakan langkah kami. Di perjalanan ini, masih
di tengah hutan sesekali kami temui satwa hutan, seperti Monyet (bukan kamu…!),
Burung jalak Kebo’, Ayam Hutan, dll. Satu jam kami berjalan, beberapa kali kami
istirahat tuk menghela nafas, karena jalur selalu menanjak dan berdebu.
Perjalanan kami
lanjutkan, medan beerbatu, menanjak terus (pokoknya jangan harap ada jalur
landai) harus kami lahap pagi itu. Kembang Abadi mulai kami temui spanjang
jalur ini. Semakin jauh langkah ini, semakin tinggi tanah yang kami daki, akan
semakin banyak Bunga Edelweis nya. Bahkan bisa dikatakan, jalur ini jalur hutan
Edelweis karena banyak banget dan pohonnya lumayan tinggi-tinggi. Di jalur ini,
kami mulai bisa menikmatinya. Sinar matahari mulai kami rasakan. Rute terus
menanjak dengan jalur berbatu. Akhirnya kami semua sampai di pertigaan jalur. Jika
ke kiri, kita kan temui Puncak Pemancar.., jika ke kanan jalur mengarah ke
Puncak tertinggi gunung merbabu.
Sejenak kami
beristirahat di pertigaan itu sembari bernarsis-narsis & bercanda ria. Ntah berapa
menit kami di pertigaan itu, kami lanjutkan perjalanan menuju Puncak. Dari pertigaan
tersebut, masih 2 Km lagi untuk sampai Puncak, dengan rute yang semakin extreme,
tanjakan dengan kemiringan 70-80 derajat banyak kami temui, bau belerang yang
sangat menyengat juga kami lalui diteriknya panas. Sesekali kami istirahat
dibawah pohon Stigi ataupun pohon Edelweis. Dibalik extreme nya jalur ini,
ternyata pemandangannya sangat indah dari semua arah mata angin. Massyaalloh…. Inilah
Mahakarya-Nya.. Kuasa-Nya memang tak ada tandingannya.. (coba..! nikmatin sendiri...!)
Berjalan terus
berjalan kami berlima untuk menggapai puncak, beberapa kali kami bertemu dengan
pendaki yang sedang turun. Aku, Hendra & A’an yang berjalan lebih di depan
sempat mengalami salah jalur, seharusnya melewati punggung Bukit, tapi kami
bertiga menembus bukit, menaikinya dan al-kisah, kami tersadar kalo kami itu
Nyasar.. huuuuuu………
Menuruni bukit terjal, harus kami lakukan daripada berbalik lagi, inilah saat-saat yang buatku merasa Takut., berjalan pelan, merangkak diatas bukit sempit dengan angin yang lumayan kencang. Menuruni bukit dengan kemiringan 85-90 derajat, dengan bergelantungan dan berpegangan akar.. hhuuuh… cukup buat hati ini deg-deg-seeer…..
Menuruni bukit terjal, harus kami lakukan daripada berbalik lagi, inilah saat-saat yang buatku merasa Takut., berjalan pelan, merangkak diatas bukit sempit dengan angin yang lumayan kencang. Menuruni bukit dengan kemiringan 85-90 derajat, dengan bergelantungan dan berpegangan akar.. hhuuuh… cukup buat hati ini deg-deg-seeer…..
Alhamdulillah…,
kami bertiga bisa laluinya, tapi…. Didepan sana kami sudah di tunggu si Jembatan
Setan rute ini lumayan menegangkan, setelah menaiki tanjakan yang berdebu, kita
harus berjalan di jembatan setan ini
dengan pelan-pelan, bergantian sembari menempelkan badan ke dinding tebing,
jalurnya sempit, sampingnya jurang, lebarnya hanya 0,5-1 M, udah kayak di Film “High
Line” aja.. huuuft…. sedikit kesulitan bagiku karena masih beratnya tas carier
yang ku gendong. Syukurlah aku dkk bisa laluinya. Tapi.. di depan mata sudah
menghadang Tanjakan terjal berdebu dengan kemiringan 60-70 Derajat…
Maaaantaaaaaaap……. Dengan mendaki bergantian atau jaga jarak, akhirnya kami
semua bisa melewatinya. Alhamdulillah….
Nafas tersendat-sendat, muka-muka kecapean Nampak jelas dari wajah-wajah kami. Panasnya siang itu memaksa kami untuk beristirahat lagi. Kami beristirahat di bawah pohon Stigi yang ada “Tilas” nya (bekas tempat seorang Pendaki Meninggal Dunia). Kami istirahat lumayan lama, bahkan sampai ada yang tertidur.. #nunjuk A’an….
Setengah jam
lama nya kami istirahat, meski Panasnya matahari siang itu, tapi.. tekad kami
untuk sampai puncak mengalahkan segalanya. Hanya Satu tanjakan lagi, kami kan
sampai di Puncak tertinggi Gunung Merbabu. Tanjakan spanjang kira-kira 30 Meter
dengan kemiringan 60 derajat adalah santapan terakhir untuk benar-benar sampai
Puncak. Dengan sisa-sisa tenaga, kami langkahkan kaki tuk gapai Puncak. Kami bertiga
duluan yang sampai di puncak dan lainnya menyusul belakangan.
Alhamdulillah….
Ucapan syukur yang pertama terucap, dan Berteriak sesuka nya (kayak orang
strees.. hee…). Puncak Kenteng Songo, Puncak tertinggi gunung Merbabu ini
akhirnya sukses kami gapai. Bagiku.. ini sebuah kebanggaan tersendiri, setelah
seminggu sebelumnya Aku gagal kibarkan Bendera Merah-Putih di Gunung Slamet (26
Agustus), akhirnya Aku dengan bangga berhasil mengibarkan Bendera Merah-Putih
di puncak tertinggi.. Alhamdulillah..Ya..Alloh…
Satu persatu
Pendaki mulai berdatangan dan sampai Puncak, suasana semakin rame dengan
wajah-wajah penuh kebanggaan. Ada yang
dari Cilegon dengan 4 Wanita, dari Malang 3 Pria 1 Wanita, dan 3 Pria dari
Semarang. Saling mengucapkan selamat atas kesuksesan menggapai puncak menambah
keramahan sesama pendaki. Bergaya, berteriak, bernarsis-narsisan dan tak lupa
pula Bersyukur, akhirnya kami bisa menikmati lagi “Negri Diatas Awan” di puncak
tertinggi. Setelah agak puas menikmatinya, kami istirahat. Karena di puncak
sangat jarang tempat untuk berteduh, tim kami membuat tenda darurat lagi, asal
bisa untuk berteduh dari teriknya panas.. Edy dan A’an, tertidur di tenda
tersebut, dan Aku, Eri & Hendra
bercanda ria di bawah pohon kecil, yang seharusnya hanya bisa berteduh
untuk Dua orang saja.heheee….
Waktu begitu
singkat, tak terasa Matahari sudah lengser jauh ke sisi barat, sekitar jam
13:30, kami semua terbangun dan segera tunaikan sholat Dhuhur, karena tak ada
air, tayamum adalah jalan satu-satunya. Setelah Tayamum, kami Sholat Dhuhur
berjama’ah di Puncak. (waaah… Bisa Sholat di Puncak Gunung euuy..) Alhamdulillah…..
usai Sholat, kami langsung berkemas tuk turun gunung.
Sekitar jam
14:10, kami mulai turun dari Puncak. Jalur turun yang kami lalui, sama dengan
jalur waktu kita mendaki. Turunan-turunan terjal harus kami lahap, jembatan
Setan harus kami lalui lagi dengan sedikit kesulitan (bagiku), banyak
turunan-turunan berbatu terus kami lalui. Sesekali kami istirahat di perjalanan
turun ini. Dari puncak merbabu turun sampai pos 2, kami tempuh dengan waktu 2
Jam. A’an yang berjalan di depan melesat jauh, entah mampir di pos 2 atau tidak.
Sedangkan Aku & Hendra sampai di Pos 2 dan istirahat lebih dulu, sedangkan
Eri & Edy menyusul beberapa menit kemudian karena kaki kiri nya Eri terkilir/kram.
Hari semakin
senja, di Pos 2 ini kami tunaikan sholat ‘asyar. Berwudlu dengan Air sedingin
Es.. Jeeez….. Maaaknyeeeees.. tenaaan….. usai sholat semua, kami lanjutkan
perjalanan turun menuju Basecamp. Kami turun menuju basecamp dengan berjalan
pelan karena salah satu dari kami tak sanggup berjalan cepat. Langkah demi
langkah, beberapa kali kami tersusul oleh pendaki lain yang sedang turun juga,
dan beberapa kali juga kami berpapasan dengan pendaki yang sedang mulai naik.
Hari semakin
senja, langkah kecil terus kami ayunkan mengiringi Eri yang berjalan pelan. Senja
berganti malam, adzan Maghrib mulai terdengar, tapi kami masih berada di hutan.
Terus dan terus melangkah, sepanjang perjalanan dari Pos 2 sampai Basecamp tak
sekalipun kami beristirahat. Akhirnya sekitar jam 18:40, kami sampai juga di
Basecamp “mitra indah” desa Wekas. Sejenak kami atur nafas, bersihkan diri dan
terus menuju Masjid depan basecamp tuk segera tunaikan sholat Maghrib. Lagi-lagi
berwudlu dengan air yang sedingin Es… Diingiiin Coooy…… sholat Maghrib lanjut
sholat “isa, kembali ke basecamp dan istirahat sembari bekemas. Sekitar jam
20:00, kami mulai tinggalkan basecamp, tak lupa pula kami berpamitan dulu kpada
orang-orang di basecamp.
Perjalanan pulang
dengan berkendara sepeda motor pelan-pelan. Eeh iyaaa…. Karena 1 hari sebelum
pendakian adalah hari Ulang Tahun ku yang ke (Titik-Titik), si Eri & Hendra
minta traktiran dari ku, sepintas ku langsung meng-iya-kannya (untung ku bawa
uang lebih). Kebetulan perut kami sudah pada lapar, sembari berkendara sambil
mencari warung makan. Akhirnya kami mampir di kios/warung makan di daerah
Magelang. Setengah jam kami di warung makan dengan menu makanan yang
masing-masing kami pesan, sekitar jam 21:30, kami beranjak pulang, dan disini
kami semua berpisah. Eri, A’an & Edy menuju Jogjakarta, sedangkan Aku &
Hendra menuju Kebumen (tapi nggak bareng)
Alhamdulillah… Pengalaman yang sangat Menakjubkan….
ku anggap, sebagai kado terindah di Ulang tahun ku kali ini..
ku anggap, sebagai kado terindah di Ulang tahun ku kali ini..
- Terimakasih “PANG” Pecinta Alam NGapak.. untuk Pendakian yang Mantaaap..
- Terimakasih “SKA” SevenKoplakAdventure.. atas Do’a nya…
- Terimakasih Gunung Merbabu.., Alam mu begitu Indah, Menantang nan mempesona….